Follow Us @silviawt

Thursday, May 26, 2016

BERTEPUK SEBELAH TANGAN

Kisah dibawah ini merupakan kisah nyata dari penulis


Hari ini seperti biasa aku bangun pagi dan bersiap untuk berangkat ke kampus dan bertemu dengan ‘dia’.  Aku Bunga , umurku 18 tahun aku menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta di Bekasi. Aku orang yang ceria tapi bagi orang yang belum mengenalku mereka bilang aku wanita jutek. Bicara soal kampus, aku memang mahasiswa baru dan mempunyai banyak teman baru dikelas.

Sebelumnya aku pernah jatuh cinta pada seseorang, namun semenjak bertemu dengan ‘dia’ aku merasakan kembali rasanya jatuh cinta, salting dan deg-deg an. Hmm mungkin ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Oiya laki-laki itu bernama Raka, dia teman sekelas ku dikampus, dia juga satu perumahan dengan ku, dia orang yang stay cool, rajin, teliti, gigih, sopan, dan ganteng ala mas-mas jawa hehe membuat aku sulit untuk melepaskan pandangan ku darinya. Aku udah bener-bener suka sama dia, setiap hari ketemu dikampus dan dia menjadi salah satu sahabatku.

Hari demi hari rasa suka padanya semakin menjadi-jadi, namun hatiku bagaikan diiris saat aku tahu ternyata Raka sudah punya kekasih. Mungkin rasa ini akan ku simpan di hatiku yang paling dalam, biarlah rasa ini kupendam sendiri. Sesekali aku ceritakan rasa ku ini pada sahabat-sahabatku.

Aku juga mempunyai sahabat lelaki selain Raka, dia bernama Putra, hanya putra yang paling mengerti perasaanku, perasaan cinta bertepuk sebelah tanganku. Entahlah, setiap aku mendengar nama Raka, detak jantungku jadi tak menentu. Meskipun aku tahu bahwa dia sudah punya kekasih dan mungkin karena itu juga dia tak memandangku. Tapi tetap saja hati ini tak bisa berpaling darinya. Dan aku tidak akan berhenti untuk mengejarnya sampai tiba nanti saat nya dia mau melihat dan memandangku, dimata ku hanya dia terbaik.

“Heh galau mulu, udah gausah dipikirin si Raka kalau kalian jodoh pasti akan bersatu”, tiba-tiba putra datang mengagetkan ku. “iyaa gue engga galau, Cuma bingung harus nunggu sampai kapan”, jawabku. Setiap hari berangkat ke kampus dengan semangat dengan tujuan untuk melihat mas Raka ku, menjadi orang yang selalu celingukan kalau Raka belum ada dikelas, selalu menjadi orang yang paling cemas disaat dia sakit.

Bulan demi bulan pun terus berlalu, telah banyak hal yang berubah tapi tidak dengan hatiku sejak awal duduk di kelas ini sampai detik ini perasaanku belum berubah dan begitu juga dengan sikap dia kepadaku. Membalas pesan ku hanya seperlunya saja, dan aku pun tak berani untuk memulai percakapan dengan dia.

Satu semester telah berlalu, Raka pun sudah tak lagi bersama kekasihnya. Hatiku merasa sedikit bahagia karena ku pikir akan ada kesempatan untuk aku mendapatkan Raka. Diam-diam menyimpan perasaan suka dalam waktu yang lama sangat menyakitkan, ku beranikan diri untuk mengajak Raka mengerjakan tugas bersama, disaat itu juga aku menyatakan perasaan ku yang sesungguh nya dan Raka pun menerima dan menghargai perasaan ku, namun apalah daya ku, perasaanku tak terbalas, dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya, tidak ada perasaan lebih.

Entahlah aku paling suka dekat-dekat dengan dia, aroma tubuhnya membuat ku tak ingin jauh dari nya, gaya dan ciri khas nya melempar poni membuat ku selalu tersenyum diam-diam. Raka i will always waiting for you, walaupun kamu ga punya perasaan lebih padaku, tapi aku akan terus berusaha untuk menarik perhatian mu, berusaha untuk membuat mu berpaling kepada ku, berusaha menjadi wanita yang kamu mau, semua itu ku lakukan hanya untuk mu. 

Sudah memasuki bulan april, bulan kelahiran Raka, ohhhh bahagianya diriku bisa menyiapkan surprise ulang tahun nya bersama sahabat-sahabat ku, hahaha aku bingung untuk membeli sebuah kado untuk nya, bingung seperti orang yang ingin memberikan sesuatu kepada presiden, akhirnya aku memutuskan untuk order tas futsal dari indramayu. Untuk menyiapkan surprise nya ga mudah loh, aku harus order balon voil dari jember dan harus order flashdisk berbentuk kartu di sebuah onlineshop ternama. Hmmm oiya kita berikan kado flashdisk kartu karena Raka pernah cerita ke aku kalau dia lagi kepingin flashdisk berbentuk kartu. Untuk menyiapkan surprise nya aku harus berkompromi dengan ibu nya, sampai harus diam-diam ‘nyolong’ nomer handphone ibu nya dari hp si Raka. Dan rencana ku disambut baik oleh si ibu.

Surprise berjalan lancar, dan setelah acara suprise tersebut, sikap Raka berubah 180 derajat kepada ku. Dia jadi sering memulai percakapan di sosial media yang kita gunakan, dia sering menunjukkan sisi romantis nya kepada ku saat dikampus. 3 minggu aku dibuat melayang oleh nya, ohhh tuhan apakah dia sudah mulai membuka hati untuk nya? Tapi ternyata feeling ku salah, sekarang  Raka sudah kembali seperti Raka yang dulu, Raka yang cuek dengan ku, Raka yang tidak pernah memulai percakapan dengan ku, bahkan pesan ku hanya di read saja.

Apakah perubahan sikap dia 3 minggu lalu hanya untuk menghargai usaha ku yang telah menyiapkan semua konsep surprise ulang tahun nya? Entahlah aku tak mengerti, bagi ku sikap dia terhadapku seakan dia memberi harapan untuk ku, tapi ternyata aku salah.

Tujuh bulan sudah aku sabar menunggu, tapi perasaaanku hanya di tarik dan ulur, aku bingung harus bagaimana, dalam hatiku belum bisa untuk melupakan Raka. Aku ingin terus berjuang untuk mendapatkan Raka, tapi hati ku sudah terlalu rapuh untuk menahan semua ini. Aku ingin melupakan Raka, namun aku belum siap, dan semakin aku mencoba untuk melupakan Raka semakin sulit Raka hilang dari pikiran dan hatiku.

Sampai detik ini aku masih menikmati sikap kamu yang seakan memberi harapan padaku, dan sampai detik ini juga aku masih berusaha tegar saat kamu mengacuhkan diriku. dan sampai saat ini aku masih terus berjuang untuk mendapatkan hatimu. Untukmu Raka aku selalu berdoa yang terbaik untukmu, aku selalu berdoa semoga hati mu bisa terbuka untuk ku, dan kamu melihat perjuangan ku selama kurang lebih 8 bulan ini. Melihat sesosok perempuan yang selama ini sudah setia menunggu dan menanti mu. Kamu yang sudah menjadi prioritas ku beberapa bulan ini Raka, I Love You...


Karya : Silvia Wahyuningtias

No comments:

Post a Comment