Kisah Petani yang Wali Allah
Kisah
wali Allah kali ini adalah seorang petani salih dari negeri Syiria. Pada
Zaman Al-Faqh Al-Muthahhar Muhammad bin Al-sham terjadi sebuah kisah
yang aneh dan menakjubkan tepatnya di daerah Al-Humrah negeri Syiria. Di
sana tinggal seorang petani yang shalih dan suka berderma.
Ia membangun sebuah masjid. Bila malam tiba ia senantiasa pergi ke masjidnya untuk sholat
dan selalu membawa lampu dan berbekal santap malam. Jika Allah
mentaqdirkan ada orang yang membutuhkan sedekah, ia berikan bekal santap
malamnya. Jika tidak ada, ia makan sendiri, baru kemudian melakukan
sholat. Setiap hari demikian berlangsung terus.
Pada suatu saat
Allah takdirkan di daerah ini terjadi krisis air. Banyak sumur yang
kering, termasuk sumur miliknya. Petani itu dibantu oleh anak-anaknya
bermaksud memperdalam sumurnya agar memperoleh air. Ketika ia sedang
berada di dalam sumur tiba-tiba bibir sumur ambrol, sebongkah bibir
sumur jatuh dan menguburnya.
Anak-anaknya tidak bisa berbuat
apa-apa. Mereka tidak berani melakukan penggalian mencari jasad ayahnya
yang tertimbun, karena resikonya adalah nyawa mereka sendiri. Mereka
pasrah, dan menjadikan disitulah kuburan ayahnya.
Enam tahun
kemudian… Anak-anaknya sedang memperbaiki sumur tersebut. Ketika
penggalian sampai di bagian bawah, antara percaya dan tidak, mereka
mendapati ayahnya masih hidup. Berceritalah ayahnya, “Di dalam sumur itu
ternyata ada goa, ketika dulu jatuh aku masuk ke dalam goa itu, aku
tidak terkubur karena sebatang kayu mendahului jatuh di depan mulut goa
sehingga menghalangi bongkahan–bongkahan bibir sumur yang ambruk.
Di dalam goa amat gelap, beberapa saat kemudian Allah memberi
pertolongan berupa munculnya sebuah lampu dan makanan yang biasa aku
bawa ke masjid setiap malam, sehingga aku bisa bertahan hidup selama
enam tahun”.
Tersiarlah peristiwa ini dan menjadi pelajaran
yang berharga dan ramai diperbincangkan oleh manusia di pasar-pasar
negeri Syiria. Imam Muhammad bin Ali Asy-Syakani dalam Kitab Al-Badru
Ath-Tholi’ (I/492) dalam biografi Ali bin Muhammad Al-Bakri berkata,
“Penulis Kitab Mathla’ Al-Budur”. Di antara orang yang pernah
mengunjungi Petani tersebut ialah Muhammad bin Al-Asham.
Disalin dan diedit seperlunya dari kitab terjemahan berjudul Kisah
Karomah Para Wali Allah. Sejak zaman Ibrohim Alaihissalam hingga 1344
Hijriyah, Penerbit PT Darul Falah, Jakarta, hal 500.
(kabarindonesia.com)
Friday, November 9, 2012
Kisah Petani yang Wali Allah
by
Silvia
on
November 09, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Subhanallah..
ReplyDeleteSubhanallah..
ReplyDelete