Ya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta,
jauhkanlah kami dari segala kejahatan dan
bimbinglah kami memperoleh yang
bermanfaat bagi kami
jauhkanlah kami dari segala kejahatan dan
bimbinglah kami memperoleh yang
bermanfaat bagi kami
Yajurveda XXX.3.
Ada
yang mengatakan agama Hindu sangat dekat dengan magic khususnya black
magic, karena Hindu memuja dewi Durga! Bukankah Durga adalah ratunya
para leyak? Kami terkejut mendengar pernyataan ini. Bahwa agama Hindu
dinyatakan sebagai agama yang sangat dekat dengan black magic. Hindu
Dharma atau agama Hindu meliputi cakupan yang sangat luas. Berbagai
aspek kehidupan mendapat bimbingan dari ajaran Hindu. Agama Hindu
senantiasa mengajarkan umat-Nya untuk senantiasa berbuat baik,
menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan termasuk juga niat untuk
berbuat jahat.
Kitab
suci Veda, khususnya Atharvaveda dengan tegas menolak atau menjauhkan
umat manusia dari kecendrungan untuk berbuat jahat. Mantram-mantram Veda
selalu memberikan bimbingan dan perlindungan kepada umat-Nya.
Kenyataannya masih saja ada manusia berbuat jahat. Memang dalam agama
Hindu Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta dan segala isinya
dalam dua kondisi, positif dan negatif, baik buruk jujur dan jahat dan
lain sebagainya.
Kejahatan
atau seseorang berbuat jahat menurut agama Hindu dipengaruhi oleh aspek
negatif (Krodha) dari Tuhan Yang Maha Esa. Ketika Tuhan Yang Maha Esa
menciptakan umat manusia, maka diciptakan pula Bhuta, Kala, Raksasa,
Pisaca dan lain-lain yang akan mengganggu umat manusia. Penguasaan atau
pengendali dari mahluk-mahluk ini Rudra, Durga atau Gana. Supaya umat
manusia jangan sampai dikuasai oleh mahluk-mahluk atau kekuatan-kekuatan
yang menyesatkan itu, setiap orang dituntut untuk mendekatkan diri
dengan Tuhan yang Maha Esa. Dalam Hindu Tuhan Yang Maha Esa dipuja
melalui berbagai menifestasi-manifestasi-Nya. Diantara berbagai
manifestasi atau Udbhava-Nya, maka manifestasi utama-Nya adalah sebagai
Brahma, Visnu dan Siva dan ketiganya sering disubut dengan istilah Tri
Murti (tiga perwujudan). Masing-masing dari manifestasi utama-Nya itu
memiliki power, sakti atau kekuatan untuk menciptakan, memelihara dan
melebur seluruh jagat raya, maka Brahma saktinya adalah Sarasvati, dewi
ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, Visnu, saktinya adalah Sri dan
Laksmi, dewi kemakmuran dan kebahagiaan dan Siva dengan saktinya Durga
atau Parvati.
Kata
Rudra artinya yang sangat menakutkan sedang kata Durga artinya yang
sulit di atasi. Rudra adalah aspek Krodha dari Tuhan Yang Maha Esa.
Iringan para Rudra adalah para Marut (Maruta), Bhuta, Kala, Raksasa,
Pisaca, Asura dan lain-lain. Kekuatan-kekuatan negatif yang cenderung
destruktif ini perlu pengendalian sehingga tidak menghancurkan umat
manusia, untuk itu umat manusia dituntut untuk selalu mendekatkan diri
dengan Tuhan Yang Maha Esa, Hayng Widhi atau Siva Mahadeva untuk
keselamatannya.
Dalam
agama Hindu Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam dua aspek, yaitu
aspek Santa (damai) dan aspek Krodha (marah). Demikian pula dewa Dharma
adalah Yama pada saat mengadili orang-orang yang baik yang
mengantarkannya mencapai sorga, tetapi sebaliknya bagi orang-orang
jahat, Dharma adalah Yama yang mengerikan yang mengantarkan orang menuju
neraka. Baik aspek Krodha maupun Santa dipuja oleh umat Hindu. Aspek
Santa Tuhan Yang Maha Esa, misalnya Siva adalah Tuhan Yang Mahaesa yang
menganugrahkan keberuntungan atau kerahayuan (the asupicious God),
tetapi sebaliknya Ia menjadi Rudra yang sangat menakutkan, demikian pula
Parwati adalah dewi yang maha kasih, tetapi Ia adalah Durga, dewi yang
sangat menakutkan bagi pelaku perbuatan jahat.
Walaupun
Durga adalah dewi yang menakutkan, tetapi umat Hindu juga memuja dewi
ini. Dewi Durga atau Sang Hyang Rudra menganugrahkan kekuatan atau prana
kepada umat manusia. Prana atau power ini dapat didaya gunakan untuk
hal-hal yang positif, misalnya kita jumpai dalam ajaran Yoga atau
Tantra. Power yang dimiliki dapat berubah menjadi negatif atau black
magic bila digunakan untuk tujuan-tujuan yang bertentangan dengan agama.
Power yang diselewengkan inilah menjadi ajaran yang kita kenal di Bali
dengan berbagai nama di antaranya adalah "Ajiwegig", ilmu untuk
mencelakakan orang. Dalam "Ajiwegig" ini kekuatan Bhuta, Kala, Dengan,
Desti dan sebagainya didaya gunakan dan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
tersebut. Umat yang lemah Sraddha atau imannya, maka akan mudah
ditundukkan oleh kekuatan-kekuatan negatif yang mencelakkan ini.
Gayatri Mantram Penangkal yang ampuh
Di
antara ribuan mantram Veda yang merupakan sabda Tuhan Yang Maha Esa
yang diterima oleh para Maharesi, maka Gayatri Mantra (mantra pertama
dari puja Tri Sandhya) disebut sebagai mantra yang sangat bertuah dan
paling ampuh dalam mengatasi berbagai persoalan hidup. Gayatri Mantra di
dalam Atharvaveda (XIX) disebut sebagai Vedamata, ibu dari kitab suci
Veda. Disebutkan pula bahwa Gayatri bersemayam pada setiap hati sanubari
yang suci. Para Resi dan segenap umat manusia memuja keagungan-Nya yang
menganugrahkan panjang umur, keturunan, binatang ternak yang subur,
kekayaan dan cahaya spiritual. Brahman sebagai yang menganugrahkan
mantram Gayatri yang bersifat gaib dijelaskan pula oleh kitab-kitab
Vedanta. Gayatri sebagai ibu dari Chanda (metrum) Veda senantiasa
memberi anugrah kepada penyembahnya. Gayatri adalah Sarasvati yang
menjadi obyek pemujaan pada senja hari, membebaskan segala dosa yang
dilakukan pada siang hari sebelumnya dan malam sesudahnya. Gayatri
intisasi dari kekuatan maha kasih, menaklukkan kekuatan negatif, penuh
cahaya gemerlapan. Gayatri adalah wujud semua dewata. Gayatri adalah
kebenaran mutlak yang disimbolkan dengan Pranava adalah Savitri, adalah
Sarasvati. Ia bersthana pada tiap hati penyembahnya.
Lebih
jauh tentang Gayatri, di dalam Mahabharata (Bhismaparva IV.19)
dinyatakan: Ia yang mengetahui dan merealisasikan kebenaran dan
kesuciann Gayatri mantram memiliki segala kebajikan, ia tidak
terbelenggu oleh keduniawian yang menghancurkan.
Bagaimanakah
Gayatri dapat berfungsi sebagai penangkal Black Magic, marilah kita
pendapat seorang Yogi besar pada abad ini, Swami Sivananda sebagai
berikut: "Dari seluruh mantram yang sangat tinggi dan terpenting yang
merupakan kekuatan dari segenap tenaga, maha besar adalah Gayatri
Mantram. Hal inilah yang mendorong setiap orang yang mencari kebenaran
sejati yang meyakini keampuhan, kekuatan dan keagungan mantram ini yang
tidak membedakan seseorang dalam kelahiran, kepercayaan, sekta dan
perbedaan lainnya. Hanyalah satu keyakinan dan kesucian hati dapat
merealisasikannya. Sungguh Gayatri Mantram adalah senjata dan benteng
spiritual yang benar-benar tangguh yang menjaga dan melindungi
Sadhaka-Nya (yang melakukan praktek Gayatri/Gayatri Sadhana), yang
mentransformasikan (mengubah perilaku) menjadi suci dan dirahmati dengan
cahaya spiritual yang terang benderang. Apapun Istadevata (dewa pujaan)
anda, dengan secara teratur melakukan Japa Gayatri (mengucapkan
berulang-ulang mantram Gayatri) dengan sarana Japamala (tasbih) setiap
hari, Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan kebajikan, ketentraman dan
kebahagiaan di dunia ini maupun di alam sana. Adalah anggapan yang
keliru bahwa mantram ini hanya digunakan oleh para Pandita saja. mantram
ini dapat dipakai secara universal, mantram ini ditujukan kepada Yang
Maha Agung. Mantram ini adalah satu-satunya mantram yang membimbing
menuju cahaya spiritual yang transendental bagi kemanusiaan. Mantram ini
adalah mantram yang paling luhur dari semua mantram, adalah Brahman itu
sendiri. Mantram ini diakui dan diterima oleh segenap atau berbagai
macam siswa kerohanian, ada yang meyakini sebagai pemujaan kepada dewi
Durga, Hari, Asditya, dan juga sebagai yang maha murni, Brahman yang
Nirguna. Cahaya kerohanian akan memancar bagi para Brahmacari,
memberikan dorongan, kesejahtraan dan ketentraman bagi para Grhastha
(bagi yang berumah tangga). Demikian pula kekuatan dan kebahagiaan bagi
Vanaprastha (yang mengurangi ikatan keduniawian). , juga sejak
Brahmacari dengan upacara Upanayana (penganugrahan mantram Gayatri
pertama kali oleh guru) sampai seseorang menjadi sannyasin (Yogi).
Gayatri mantra merupakan pembimbing, pendorong dan pemberi kekuatan
sepanjang hidup.
Bagi
uamt Hindu di India, sejak bayi baru lahir (sehabis dimandikan oleh
perawat), seorang rohaniwan atau orang tuanya (bapak atau pamannya)
membisikkkan mantram Gayatri pada masing-masing lobang telinga kanan dan
kiri. Anak yang mendapat bisikan mantram sejak lahirnya, akan sehat dan
cerdas dan patuh kepada orang tuanya. Demikian pula bagi yang dalam
keadaan sakit, mendapatkan halangan (kecelakaan), mimpi buruk, tidak
mendapatkan pekerjaan, tidak memperoleh anak.keturunan atau yang
menginginkan anak laki-laki atau perempuan dianjurkan untuk merapalkan
dengan kekhusukkan dan kesucian hati mahon karunia Sang Hyang Widhi
melalui mantram Gayatri yang sangat utama ini.
Bila
seseorang terlatih melakukan pemujaan dan Japa Gayatri, maka mantram
Gayatri akan berfungsi sebagai Kavaca (baju spiritual) yang melindungi
tubuh seseorang dari berbagai penyakit dan pikiran-pikiran jahat.
Demikian pila bila di rumah seluruh keluarga mantap melakukan puja Tri
Sandhya dan Japa Gayatri, maka mantram ini berfungsi sebagai Panjara
(benteng) yang melindungi keluarga yang bersangkutan dari berbagai
gangguan Bhuta, Kala, Desti dan lain sebagainya. Pengalaman bagi mereka
yang telah melakukan hal ini secara sungguh-sungguh membuktikan berbagai
gangguan magic dapat berhasil diatasi. Bahkan seorang teman yang
kehilangan sepeda motornya dengan tekun melakukan Gayatri Sadhana,
pencurinya sendiri yang mebawakan motornya itu kembali. Berbagai mujizat
yang telah dapat dialami oleh mereka yang dengan tekun melakukan Japa
Gaytri atau Gayatri Sadhana. Ternyata Gayatri sangat ampuh menanggulangi
black magic.
No comments:
Post a Comment