Pada
suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket
tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir,
membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa
diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti
bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis
penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang
ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,,
kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke
pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan
keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali
uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”
Tetap
saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang
perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu
mengacungkan tangan.
***
SahabatKu,
cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu
yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si
Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena
tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di
hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000
Sahabat
Ku, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan,
tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling
kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh.
Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita
seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita
merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga,
teman, bahkan oleh lingkungan kita.
Namun,
percayalah, apapun yang terjadi, atau *bakal terjadi*, kita tak akan
pernah kehilangan nilai kita di mataTuhan. Bagi-Nya, lusuh, kotor,
tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mataTuhan.
Kita tetap tak ternilai di mataTuhan.
Nilai
dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa
yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai
kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan,
kita akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap
kita.
Sahabat,
akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya
manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti
kita, dan merupakan modal hidup.
Orang
yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada nilainya.
Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada berakhlak, maka
kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan orang yang
berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.
No comments:
Post a Comment