1. Dosis
Memang
belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi
orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg
caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek
negative pada kebanyakan orang sehat.
2. Sinyal Bahaya
Ketika
mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan
sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan
harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah,
jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah).
Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat
mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala
berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat
caffeine dosis baru.
3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap
orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan
orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada
pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama.
Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur
sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi.
So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!
4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah
mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui
kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar
jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita
masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga
merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan
kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh,
coklat, obat sakit kepala.
Cara pengolahan (roasting dan brewing)
juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai
contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks
mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan
jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya
mengandung 149 mg caffeine.
Dari penelitian lain, kopi decaf
(kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena
dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada
mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol
HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
5. Coffee Mix
Lima
milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun
kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu
atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol
kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi
dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang
berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi
yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Banyak
yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah.
Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi
nikmatnya ngopi lho…
6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok
berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak,
orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis:
hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!
7. Check Up
Lakukan
pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran
tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik
untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan hipertensi
sebagai berikut :.
Friday, October 19, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment